Si bintang The Raid Iko Uwais segera adu akting dengan aktor laga terkenal dari Thailand, Tony Jaa. Keduanya aktor langka Asia Tenggara yang pernah bermain dalam blockbuster Hollywood. Apa kabar versi daur ulang The Raid?
Di tengah kelangkaan aktor dan aktris Indonesia yang eksis berkiprah secara global, Iko Uwais bisa jadi aktor negeri ini yang paling mudah diingat publik dunia penggemar film laga saat ini. The Raid: Redemption yang dibintanginya, yang jadi pembuka Festival Film Toronto 2011, terbukti jadi pembuka karier internasionalnya.
Tahun ini, Iko segera beradu akting dengan aktor tangguh Thailand, Tony Jaa, dalam film laga Triple Threat. Jaa pernah tampil dengan kemampuan bela dirinya dalam Furious 7 (2015) dan xXx: The Return of Xander Cage (2017). Film ini juga akan mempertemukan lagi Iko dengan Tiger Chen, lawan mainnya dalam Man of Taichi (2013). Triple Threat disutradarai Jesse Johnson, pria asal Inggris yang banyak berpengalaman sebagai pemeran pengganti di banyak film blockbuster.
Tampaknya karier Iko makin cemerlang berkat keterlibatannya dalam proyek-proyek global dan berkelanjutan, dan semua berkat penampiulannya di The Raid yang amat mengesankan. Pujian kritikus dan penonton, serta ekspos media internasional yang menyebut The Raid sebagai film laga terbaik setelah bertahun-tahun tak pernah ada, membuat tak butuh puluhan film baginya agar dunia mengenalnya. Padahal garapan Gareth Evans itu baru film keduanya, setelah debutnya dalam Merantau (2009), yang dibesut sutradara yang sama.
Yang juga tak boleh dilupakan, The Raid ikut mempopulerkan dua aktor lain, Joe Taslim dan Yayan Ruhian. Pasca film itu, Joe setidaknya tampil di dua film blockbuster Hollywood, Fast & Furious 6 (2013) dan Star Trek Beyond (2016); sementara Yayan bermain di Star Wars: The Force Awakens (2015).
Sukses The Raid tak hanya disusul kesuksesan sekuelnya, The Raid 2, tapi juga bikin Hollywood tergiur bikin versi daur ulangnya. Berjudul sama, The Raid versi daur ulang saat ini sedang diproduksi WarParty Films dan XYZ Films dan dibesut sutradara Joe Carnahan, sementara Gareth Evans berkolaborasi dengan Brad Ingelsby dalam menulis skenarionya.
Publik dunia kini juga mengenal aksi Iko melalui Man of Tai Chi (2013) besutan sutradara sekaligus aktor kondang Hollywood Keanu Reeves, film yang juga diperani sang sutradara serta diperani Tiger Hu Chen dan Karen Mok.
Film Iko yang beredar jelang akhir tahun lalu adalah Headshot (2016); dan berkat ia bermain di dalamnya, film ini dengan mudah mendapat distribusi internasional. Headsot dibesut duo sutradara “Mo Brothers,” yakni Timo Tjahjanto & Kimo Stamboel, yang sukses menyabet penghargaan L'Etrange Festival 2016 -- digelar di Paris, Prancis pada September lalu -- untuk kategori Grand Prix Nouveau Awards.
Sayangnya, Iko sedikit dari aktor kita yang sukses dikenal dunia. Bayangkan jika ada sepuluh atau dua puluh Iko-Iko lain, mungkin dengan kemampuan lain yang amat menonjol, tak harus pencak silat. Wajah Indonesia tentu akan banyak menghiasi layar perak Hollywood!