Tak kalah produktif dengan sineas muda, ia tetap hasilkan film-film. Aspirasi politiknya yang berseberangan dengan kebanyakan sineas Hollywood, tak bikin pamornya surut. Kapan Eastwood sutradarai Scott, anaknya, aktor yang lagi naik daun itu?
Usia mungkin sekadar angka bagi Clint Eastwood. Meski Mei tahun ini berusia 87 tahun, ia tetap hasilkan film-film memukau, tak kalah dengan para sineas muda.
“Ikon dari bintang-bintang film macho dan legenda hidup, Clint Eastwood telah menjadi standar dalam sinema internasional,” begitu kalimat pembuka mini bio yang ditulis imdb.com, situs informasi yang jadi acuan seputar dunia film.
Ratusan kali ia dinominasikan dan menang di sejumlah ajang festival, dan setidaknya pernah menggondol empat Piala Oscar, dua kali sebagai Produser Terbaik dan dua kali Sutradara Terbaik. Setelah lebih dari lima dekade menjalani kariernya sebagai sineas, apa lagi yang ingin dilakukan pria yang telah terlibat di lebih dari 50 film ini, baik sebagai aktor, sutradara maupun produser ini?
Sully Pertemukan Hanks dan Eastwood untuk Pertama Kali
Tahun lalu, Eastwood jadi perbincangan hangat dengan dirilisnya Sully. Film ini menarik karena tak saja berdasar kisah nyata yang kejadiannya masih segar di benak banyak orang, juga lebih dari sekadar dimainkan Tom Hanks yang untuk pertama kali keduanya dipertemukan dalam sebuah film. Sully jadi makin menarik karena pengakuan jujur Tom Hanks tentang betapa ia sangat gugup berada di bawah arahan Eastwod.
Hanks tahu dari teman-temannya Eastwood punya gaya berbeda dari banyak sutradara yang ia kenal. Satu alis sang sutradara terangkat bisa meruntuhkan kesombongan tokoh antagonis mana pun. Sekali bibirnya cemberut bisa membuat aktor mana pun berdiri kaku dan mati gaya. Hanks tak ingin mendapat mimik itu!
Meski Hanks akhirnya lebih banyak mendengar ucapan “All right, go ahead,” dan “That’s enough of that” selama pengambilan gambar, aktor peraih dua Piala Oscar itu tetap merasakan gaya Eastwood sangat intimidatif.
Lahir di San Fransisco, California, Amerika Serikat, pada 31 Mei 1930, Eastwood tumbuh dari keluarga kelas menengah. Ia meninggalkan Los Angeles City College hanyaa setelah dua semester perkuliahan, demi mengejar impiannya sebagai aktor. Karir Eastwood benar-benar dimulai dari nol, selain rela hanya tampil dalam peran tak berarti, ia juga mau berakting di film-film berbiaya rendah seperti Revenge of the Creature (1955) atau Tarantula (1955), itupun ia masih 'nyambi' sebagai tukang gali tanah untuk dibuat kolam renang.
Setelah beberapa tahun, ia mendapat peran yang cukup berarti dalam serial TV Rawhide (1959), dari sini nama sosoknya mulai dikenal publik Amerika. Peran ini pula yang membuat sutradara asal Italia Sergio Leone memasangnya sebagai koboi tanpa nama dalam trilogi 'spaggethi cowboy' - alias film western bikinan film maker Italia: A Fistful of Dollars (1964), For a Few Dollars More (1965) dan terutama The Good, the Bad and the Ugly (1966). Namanya melambung dan dalam waktu singkat, ia menjadi bintang terkenal sekaligus ikon anyar Hollywood.
Film koboi pertama Eastwood ‘made in America’, Hang 'Em High (1968), menuai sukses, diikuti Coogan's Bluff (1968), serta bersama aktris legendaris Shirley Maclaine dalam Two Mules for Sister Sara (1970).
Tahun 1971 jadi tahun terbaiknya. Ia tampil beda sebagai tentara tampan yang memanipulasi seisi asrama perempuan dalam The Beguiled 1971), dan sebagai DJ radio yang dikejar-kejar perempuan psikopat dalam Play Misty for Me (1971) – yang juga merupakan karya pertamanya sebagai sutradara, tapi peran sebagai inspektur polisi 'gila' dalam Dirty Harry (1971) memberi salah satu signature roles-nya. Dan di penghujung dekade 70-an ia tampil memukau dalam salah satu film klasik Escape from Alcatraz.
Di era 80-an, orang tak akan lupa dengan perannya dalam Any Which Way You Can (1980), dan Every Which Way But Loose, serta dua sekuel Dirty Harry: Sudden Impact dan The Dead Pool.
Setelah beberapa tahun dianggap mengalami penurunan kualitas, Eastwood kembali dengan Unforgiven (1992), yang menjulang dengan 9 nominasi Oscar, dan memenangkan empat di antaranya termasuk untuk Sutradara Terbaik dan Film Terbaik.
Ia juga mengejutkan penggemarnya saat berperan dalam drama percintaan yang berpasangan dengan Meryl Streep dalam The Bridges of Madison County (1995). Tentu, ia juga mengejutkan lagi dengan Million Dollar Baby (2004), yang mengganjarnya Oscar untuk Sutradara Terbaik dan nominasi Aktor Terbaik untuk kedua kalinya, dan memberi Oscar pertama untuk sahabatnya, Morgan Freeman dan Oscar kedua bagi Hilary Swank. Ia juga memproduseri film yang dipuji-puji kritikus; peraih dua Oscar Mystic River (2003), Flags of Our Fathers (2006), Letters from Iwo Jima (2006), Changeling (2008), dan kembali menyutradarai Morgan Freeman sebagai Nelson Mandela dalam Invictus (2009). Serta belakangan memperoleh 6 nominasi Oscar untuk American Sniper.
Dan bagaimana kehidupan ayah delapan anak ini? Simak di bagian 2. Stay tune!