Asghar Farhadi, peraih Oscar 2012 dan nominator tahun ini lewat The Salesman, mengancam tak hadiri acara puncak karena kebijakan imigrasi Donald Trump.
Sehari setelah Donald Trump dilantik pada 20 Januari 2017 lalu, presiden baru negeri Paman Sam itu merilis salah satu kebijakan yang ia gembar-gemborkan saat kampanye: Melarang warga dari tujuh negara memasuki wilayah Amerika Serikat, yakni Irak, Iran, Suriah, Libya, Sudan, Somalia dan Yaman. Kebijakan ini berlaku selama tiga bulan terhitung sejak diberlakukan.
Kontan saja Asghar Farhadi, sutradara asal Iran yang tahun ini menjadi nominator Film Berbahasa Asing Terbaik lewat besutannya The Salesman, menyatakan ketakpastiannya terkait kemungkinan masuk ke Amerika Serikat “tak dapat diterima” dan tak akan menghadiri penghargaan Oscar meski ada kemungkinan pengecualian.
Sutradara A Separation yang menggondol Film Berbahasa Asing Terbaik pada Oscar 2012 dan sineas Iran pertama peraih Oscar itu membandingkan “orang-orang garis keras” di AS dengan di negaranya sendiri.
Seperti dikutip dari cnn.com, ia menggambarkannya sebagai “dua-duanya ingin memperlihatkan negara dan budaya yang tak realistis dan menakutkan, menjadikan perbedaan jadi permusuhan dan permusuhan jadi ketakutan.”
Ia juga mengecam “kondisi tak adil yang dipaksakan terhadap sebagian warga Iran dan enam negara lainnya” dan yakin “situasi sekarang ini tak makin memecah belah antarnegara.”
Lebih lugas dari Farhadi, aktris Iran Taraneh Alidoosti yang membintangi The Salesman, menyatakan akan memboikot Oscar lewat akun Twitter. Ia juga memprotes kebijakan Trump yang disebutnya rasis.
Tampaknya Komite Academy Awards tak bisa berbuat banyak, yang lewat perwakilannya menyatakan kekhawatiran Farhadi, para pemeran dan kru yang mungkin tak diizinkan menghadiri upacara Oscar di Los Angeles, dan menyebut “sangat mengkhawatirkan.”
Kebijakan Trump juga berdampak pada nominator lainnya. Para produser film dokumenter The White Helmets menyatakan, para pemeran film yang juga para pekerja kemanusiaan Suriah, tak akan bisa menghadiri seremoni Oscar.
“Mereka nominator Hadiah Nobel Perdamaian, para pekerja kemanusiaan paling berani di dunia,” ungkap produser Joanna Natasegara. "Mengetahui mereka tak bisa hadir bersama kami dan menikmati kesuksesan sungguh hal menyedihkan.”
Sementara itu, Writers Guilds of America East and West menyatakan pihaknya mengecam “larangan masuk bagi Muslim yang sangat tak mencerminkan nilai-nilai Amerika.” Di saat Oscar tahun ini mencerminkan diversitas atau semangat keberagaman, sang presiden baru mementahkan upaya mulia itu. Sayang sekali…