Sebanyak 683 juri baru Oscar bergabung demi mewakili keberagaman etnis dan kaum minoritas. Tak akan ada lagi #OscarSoWhite!
Penyelenggara Oscar, Academy of Motion Picture Arts and Sciences (AMPAS), dalam beberapa tahun belakangan ini dikritik banyak pihak bersikap diskriminatif dan rasialis. Perhelatan Academy Awards alias Piala Oscar dikritik hanya menghasilkan pemenang yang “terlalu lelaki, terlalu berkulit putih,” dan tak memberi ruang lega bagi kaum minoritas. Sejak Million Dollar Baby (2005) yang dimenangkan Hilary Swank, Oscar tak lagi menghasilkan aktris yang berhasil memenangi penghargaan dalam kategori film terbaik di mana ia berakting.
Hingga Februari lalu, Oscar menominasikan Leonardo DiCaprio, Tom Hardy, Christian Bale, dan Matt Damon dalam penghargaan film terbaik; sesuatu yang pada saat bersamaan tak terjadi pada Cate Blanchett, Brie Larson, Jennifer Lawrence, Charlotte Rampling, dan Saoirse Ronan.
Isu ketakberagaman ini sangat terasa pada perhelatan Oscar dua tahun terakhir. Sejumlah aktor, aktris dan sineas memboikot festival film paling akbar sejagat itu. Tagar #OscarSoWhite bersliweran dari akun media sosial para figur publik dengan jutaan pengikut, membuat isu ini makin memberi tekanan pada AMPAS. Tak sampai di situ, Oscar selama ini juga dikritik “berselera tua dan kuno.”
Demografi para pemberi suara alias para juri di ajang Oscar hingga tahun lalu memang dinilai “tak mewakili suara dan selera beragam”: 94% berkulit putih dan 77% pria; hanya 2% berkulit hitam, 2% berkebangsaan Latin, 5% Asia dan etnis minoritas lain.
Oscar berselera kuno dan tua? Tentu saja! Setidaknya, 76% anggota jurinya adalah pria berusia 63 tahun!
Beberapa pekan lalu, Oscar mengundang 683 orang yang terdiri dari sutradara, aktor, dan seniman untuk bergabung sebagai juri baru; dari bintang Star Wars John Boyega, Emma Watson, musisi internasional Mary J. Blige dan Will.i.am, hingga sutradara kawakan asal Inggris Ken Loach dan sutradara muda berbakat Cary Fukunaga.
Kesimpulannya, Oscar 2017 akan memiliki komposisi juri terbesar yang pernah ada. Dengan jumlah juri sebelumnya yang berjumah 6.000 orang, plus anggota baru, kini Oscar memiliki 46% anggota perempuan, sementara 41% lainnya dari etnis minoritas.
Presiden AMPAS, Cheryl Boone Isaacs mengatakan, pihaknya telah membicarakan penambahan anggota telah sejak lama. “Tapi sejak hari ini Oscar mencerminkan langkah besar menuju cita-cita keberagaman itu,” kata perempuan berkulit hitam itu.
Sudah sejak lama, banyak pihak memang menginginkan Oscar tak sekadar “mencerminkan industri film” sebagaimana apa adanya, tapi “bagaimana seharusnya industri film” lewat ajang-ajang Oscar.
Jadi, Oscar berikutnya akan penuh warna, nih? Semoga begitu!