wiseguy
by wiseguy

Waktu kecil menjadi korban bullying, ia tumbuh jadi pria pendiam dan aktor yang jujur dengan peran-perannya. “Aku tak banyak akting. Ada diriku sesungguhnya dalam karakter yang kumainkan,” kata Ryan Gosling

“Mereka akan meledakkan kepalaku jika bocorkan rahasia ini,” tutur aktor Ryan Gosling pada para wartawan pada Juli lalu, saat ditanya perannya dalam Runner Blade 2049 yang akan dirilis tahun depan itu.

Seperti dikutip msn.com, Ryan disumpah untuk tutup mulut dan tak diizinkan membocorkan detil sekuel Blade Runner (1982), fiksi ilmiah sangat ikonik yang dibintangi Harrison Ford. Selain Ford, film yang disutradarai Denis Villeneuve (Sicario, Prisoners) dan kini dalam tahap pascaproduksi itu juga dibintangi Jared Leto dan aktris yang sedang naik daun, Ana de Armas.

"Jadi bagian proyek seperti ini sungguh luar biasa, tetapi mereka sangat menjaga kerahasiaan proyek. Mereka bahkan menanam chip di leherku agar tak bicara terlalu banyak,” canda Ryan lagi.

Korban bullying saat di sekolah dasar

Sesungguhnya, Ryan bukan sosok periang. Tutup mulut adalah hal mudah baginya. Ia bahkan dikenal sebagai aktor yang enggan diwawancara, kecuali diwajibkan dalam kontrak kerjanya. Ia tak banyak omong di lokasi syuting dan tak memiliki banyak teman. Tak heran, beberapa kali Ryan terlibat cinta lokasi.

Saat berperan dalam Murder by Numbers (2002), ia akhirnya mengencani pasangan mainnya, Sandra Bullock. Ketika bermain dalam The Notebook (2004), ia berpacaran – meski putus sambung -- dengan aktris utamanya, Rachel McAdams. Di kemudian hari, ia berjodoh dengan Eva Mendes, yang pernah jadi lawan mainnya dalam The Place Beyond the Pines (2012). Dengan aktris keturunan Kuba-Amerika itu, Ryan memiliki dua putri, yang lahir pada 2014 dan 2016.

Bernama lengkap Ryan Thomas Gosling, anak kedua pasangan Donna, sekretaris, dan Thomas Ray Gosling, seorang wiraniaga, ia menjadi korban bullying teman-temannya sepanjang masa sekolah dasar. Takut mempengaruhi perkembangan psikologis anaknya, sang ibu kemudian berhenti dari pekerjaannya dan menjadi guru home schooling bagi Ryan kecil yang saat itu oleh teman-temannya dijuluki “The Trouble”.

Kelahiran Kanada 12 November 1980, Ryan yang berdarah Perancis, Kanada, Inggris, Skotlandia dan Jerman itu diboyong orangtuanya ke Cornwall, Ontario. Ia kemudian bersekolah di Cornwall Collegiate and Vocational High School, menghambil jurusan Drama and Fine Arts. Keluarga itu kemudian pindah lagi ke Burlington, Ontario, di mana Ryan melanjutkan sekolah di Lester B. Pearson High School.

Ryan penyanyi dan aktor amat berbakat!

Ia tampil untuk pertama kalinya dalam kontes bakat bersama saudarinya, Mandi. Keduanya bernyanyi. Meski pendiam dan cenderung pemalu, kemampuan olah vokalnya tak perlu diragukan lagi. Dalam satu audisi untuk seri TV "The Mickey Mouse Club" pada Januari 1993, Ryan mengalahkan lebih dari 17.000 calon aktor lainnya. Selama dua tahun acara itu, ia tinggal di rumah keluarga Justin Timberlake, yang juga bermain di serial yang sama.

Setelah kembali tampil dalam seri TV  Young Hercules (1998) dan Breaker High (1997), publik lebih luas mulai memperhatikan sosoknya dalam film layar lebar The Slaughter Rule (2002), Murder by Numbers (2002), dan Remember the Titans (2000). Tapi, kritikus mulai mencermatinya saat berperan dalam film neo-Nazi yang kontroversial The Believer (2001), yang memenangi Grand Jury Prize di  Sundance Film Festival, 2001.

Puncaknya, ia dinominasikan sebagai Aktor Terbaik 2007 lewat perannya sebagai guru SMP pecandu narkoba dalam Half Nelson. Berkat film ini, dan selanjutnya, Ryan disebut-sebut sebagai salah satu aktor terbaik segenerasinya. Makin lengkap karena ia juga memiliki kelompok band sendiri bernama Dead Man's Bones, merilis debut album self-titled dan tur ke Amerika Utara pada 2009

Sangat terkesan dengan Blue Velvet (1986) saat berusia 14 tahun, dan East of Eden (1955) sebagai favoritnya, Ryan mengaku “tak begitu berakting” seperti aktor pada umumnya.

“Sesungguhnya aku tak banyak berakting dan ‘menjadi’ karakter. Dalam karakter yang kupilih, ada banyak sisi diriku,” jelasnya.

Mungkinkah latar belakangnya sebagai alumni MMC membuat karakternya dalam La La Land menjadi sangat hidup? Bisa jadi. Bersama Emma Stone lawan mainnya, selama tiga bulan penuh keduanya digembleng sutradara Damien Chazelle untuk berlatih olah vokal, menari, dan menghafal dialog. Hasilnya, drama musikal satu ini tak saja dihujani pujian di berbagai festival, nyaris semua media memberi penilaian amat positif dan menyebutnya sebagai masterpiece.

“Jangan batasi dirimu. Kerjakan apa pun dengan sungguh-sungguh apa ingin kau kerjakan,” katanya tentang pekerjaannya sebagai aktor. “Aku selalu ingin bikin film sejak kecil. Itu selalu jadi kegairahanku,” tutur aktor yang berperan amat kocak dalam The Nice Guys (2016) dan mengimbangi kepiawaian akting si peraih Piala Oscar, Russell Crowe itu. Bukan tak mungkin, suatu hari aktor misterius dan seserius Ryan juga akan menggaet piala itu!