Tayang mulai hari ini di CATCHPLAY! Inilah aksi komedi yang bikin perut tak berhenti berguncang. Persatukan lima sekawan Dwi Sasono, Ario Bayu, Muhakdly Acho, Arifin Putra dan Cornelio Sunny. Plus, aksi menakjubkan Nirina Zubir. Rayakan persahabatan dengan ketegangan petualangan dan tawa di saat yang sama!
Perasaan lucu dan geli itu dimulai saat membaca naskah. Yang berlanjut di lokasi syuting, akibatnya konsentrasi satu pemain sering buyar gara-gara tawa pemain lain pecah tak tertahankan! Itulah tantangan yang dihadapi Anggy Umbara saat membesut 5 Cowok Jagoan: Rise of the Zombies . Pasalnya, ia harus menggabungkan lima aktor dalam satu film komedi, di mana tiga dari mereka belum pernah terlibat film komedi. Sejumlah adegan pun harus diulang. Berkali, dan berkali-kali.
Tema zombie pertama di Indonesi
Diperani Dwi Sasono, Muhadkly Acho, yang terbiasa bermain di film pengocok perut; dan Ario Bayu, Arifin Putra dan Cornelio Sunny yang baru pertama kali bermain di genre ini, tantangan Anggy justru bukan seberapa baik mereka berperan, tapi bagaimana mereka saat berakting bisa menahan tawa. Didukung Nirina Zubir, yang lagi-lagi tak asing dengan genre ini, tantangan besar juga dihadapi aktris Tika Bravani yang terbiasa main di film drama.
5 Cowok Jagoan mengisahkan Yanto (Ario Bayu), petugas cleaning service yang ingin menyelamatkan Dewi (Tika Bravani), cewek yang ia taksir di gedung yang sama tempat ia bekerja. Ilmuwan cantik itu diculik gerombolan penjahat karena penemuan yang menghebohkan dunia. Demi menyelamatkan perempuan yang ia anggap kekasihnya itu, Yanto mengumpulkan empat teman semasa kecilnya untuk beraksi. Dalam upaya penyelamatan Dewi, muncul para zombie “piaraan” bos penjahat. Seiring itu pula, hadir cewek jagoan bernama Debby (Nirina Zubir), yang akhirnya sukses mempererat tali persahabatan yang hilang di antara mereka.
Ditemui di sebuah lounge di Hotel Indonesia Kempinski, tak jauh dari CGV Cinemas Grand Indonesia beberapa jam sebelum gala premiere, yang diadakan pekan lalu, hadir semua pemeran utama film ini. Kepada mereka, termasuk sang sutradara, saya mengobrolkan konsep film dan hal-hal seru saat membuatnya.
Ini zombie-action-comedy pertama di Indonesia,” kata Anggy, yang sebelumnya membesut Comic 8 dan Comic 8: Casino Kings. “Sebuah film hybrid yang menggabungkan drama, thriller, dan zombie,” begitu tutur sutradara yang sebelumnya sukses membesut Warkop DKI Reborn: Jangkrik Boss Part 1 dan gaet 5.1 juta penonton, kalahkan rekor yang pernah diciptakan Laskar Pelangi.
Mengapa zombie? “Itu bagian whish list saya. Zombie ala kita, beda dengan ala film barat, karena ini tetap berdasar pada ilmu hitam Indonesia,” jelas Anggy, yang juga DJ dari anggota grup musik Purgatory itu. Ia pribadi terinspirasi karya sang ayah, Danu Umbara, sutradara era 1980-an yang pernah membesut 5 Cewek Jagoan yang juga sukses pada zamannya.
Syuting yang bikin keseleo tulang hingga jarang mandi!
Jika sutradara tertantang rekor-rekor yang diciptakannya sendiri, lain lagi dengan pemainnya. “Kuncinya beradaptasi,” kata Nirina, tentang masih derasnya peran untuknya dengan sasaran penonton anak muda. “Ibu dua anak, yang perutnya harus six packs, ya di filmnya Anggy ini,” kata Nirina yang kali ini kebagian peran jadi cewek jagoan. Gara-gara perannya, ia yang populer dengan seri film Get Married itu harus mengalami dislocated tulang, meski seorang pelatih bela diri dilibatkan. Tapi dari sini ia belajar banyak hal.
“Salah satu inti bela diri adalah belajar jatuh. Selain jatuh berkali-kali, ini kali saya main film harus banting tulang dalam arti sebenarnya!” katanya sambil tertawa ngakak.
“Semua adeganku ‘kan drama banget, meski dalam alur komedi yang situasional, sementara akting semua pemeran cowoknya bikin aku tak bisa menahan tawa. Dan sering gagal pula. Itu tantanganku!” kata Tika Bravani.
Bagi Arifin Putera, film ini bikin ia nervous karena harus keluar dari zona nyaman. “Ini pengalaman pertama bermain komedi. Pas baca skenarionya lucu banget, aku jadi tertarik dengan dunia yang diciptakan Anggy. Yang susah banget ya menahan ketawa, karena timing drama yang biasa aku jalani berbeda dengan komedi.”
Lagi-lagi, bagi Ario Bayu, menahan tawa saat pengambilan gambar adalah tantangan terberatnya. Biasa bermain dalam drama serius, inilah film yang menurutnya asik banget karena, “Lokasinya berbeda – bekas mal di Bogor – dengan orang-orang ini, membuat aku harus tak kalah serius dalam membuat yang lucu-lucu ini bisa sampai di benak penonton.”
Bagi Acho, yang aslinya memang komedian, yang penting justru bukan bagaimana menonjol di antara pemain lain, tapi menjaga agar kelucuan demi kelucuan tetap jadi bagian integral dari cerita dan sinkron dengan pemain lain.
Lain Acho, lain Dwi Sasono, yang punya tantangan tak kalah unik. Ia yang memerani hansip gemuk berbobot lebih dari 100 kg, harus mengenakan sumpalan perut dan kepala prostetik karena harus tampil botak sekaligus gondrong di samping. “Dan itu rasanya panas banget! Sambil menampilkan gestur tubuh yang pura-pura gemuk pula.” Bagi suami Widi B3 ini, 5 Cowok Jagoan kembali mempertajam nalurinya sebagai aktor agar bisa mempersatukan persepsi dan selera tentang apa yang lucu dan tak lucu bagi penonton.
Jadilah generasi pertama penonton film bertema zombie pertama di Indonesia. Serunya mengguncang dunia!