Besutan Upi Avianto kali ini beda. Bukan kisah asmara klise, tapi remaja yang merasa terlalu keren untuk bertekuk lutut pada kekolotan dan kekonyolan ortu. Empat pemeran baru, sederet bintang papan atas, dan kisah yang jembatani dua generasi. Seru, segar, mengejutkan!
Bosan kisah klise remaja yang berkutat pada persoalan asmara, sutradara Upi Avianto pilih pendekatan lain. Hasil riset social media listening selama dua tahun, ia pun hadirkan sesuatu yang berbeda, tontonan kids zaman now! Film My Generation, dirilis 9 November ini, mengisahkan empat remaja yang berontak pada orangtua yang terlalu membanggakan zaman lalu mereka.
Diproduksi IFI Sinema, film ini menuturkan persahabatan empat remaja yang gagal berlibur lantaran video protes mereka pada guru, sekolah, dan orang tua, menjadi viral. Dihukum tak boleh pergi berlibur, mereka yang merasa terlalu keren untuk bete dan mengutuki keadaan, ingin membuat semua yang menghukum mereka puas.
Diperani empat wajah baru penuh talenta: Lutesha, Bryan Warow, Alexandra Kosasie dan Arya Vasco; mereka sukses digaet sang sutradara lewat audisi di beberapa kota. Didukung aktris dan aktor terkemuka Aida Nurmala, Indah Kalalo, Ira Wibowo, Joko Anwar, Karina Suwandi, Surya Saputra, serta Tio Pakusadewo, inilah film yang menangkap dinamika konflik generasi milenial yang dibesarkan di tengah keluarga urban yang akrab perangkat teknologi digital dan internet.
Persoalan terkini, hasil warisan ortu
Gaya hidup anak muda yang bebas dan ingin tahu banyak hal dalam kehidupan, jadi ide awal Upi yang juga merangkap sebagai penulis skenario. My Generation diakui Upi merupakan hasil pengamatanya selama dua tahun. Dalam pandangan sang sutradara, ia tak setuju generasi milenial selalu dilabeli egois, social media junkie, self-obsessed dan antisosial gara-gara lebih aktif di media sosial.
"Ini potret anak muda dengan problem lebih kompleks dibanding generasi sebelumnya, sangat mendekati realita terkini remaja metropolis," tutur Upi Avianto, yang pernah sukses membesut My Stupid Boss; 30 Hari Mencari Cinta; Realita, Cinta dan Rock'n Roll; Radit dan Jani, serta Red Cobex. My Generation secara cerdas menangkap persoalan amat kekinian para remaja, generasi milenial, yang hidup di zaman digital. Meski begitu, film ini juga menangkap persoalan masa lalu, juga problem kekinian, para orangtua mereka.
Suki, diperani Lutesha, adalah cewek gitaris yang aktivitasnya tak pernah disetujui ortu. Ia mengalami krisis kepercayaan diri, dan sebal mamanya -- diperani Aida Nurmala – yang selalu mengkritik kamarnya yang berantakan. “Dia tak tahu hidupku lebih berantakan!” katanya dalam satu adegan.
Sejumlah dialog juga mengespresikan larangan-larangan para orang tua. Tak boleh bergaul bebas, jangan ke disko, jangan ini-itu. “Karena orangtua kita dulunya bebas bergaul, dan suka ke disko!” kata Konji dalam adegan lain.
Alexandra Kosasie memerani Orly, gadis kritis, pintar, kecewa mamanya yang orangtua tunggal -- diperani Indah Kalalo -- lebih kecanduan selfie dibanding dirinya. Sialnya, sang mama memacari cowok yang hanya beberapa tahun lebih tua dari anak gadisnya. Zeke, dimainkan Bryan Warow, pemuda yang mudah bergaul, loyal pada sahabat, tapi merasa kedua ortunya – diperani Tyo Pakusadewo dan Karina Suwandy -- tak menginginkan keberadaannya. Sementara Konji, diperani Arya Vasco, pemuda naif di tengah masa pubertasnya, penasaran apakah ortunya – Ira Wibowo dan Joko Anwar – dulu hamil di luar nikah.
Peran di My Generation seru banget!
Ditemui di Lucy in the Sky, Jakarta, sebuah resto dan bar, sehari sebelum gala premiere untuk media, empat pemeran film ini saya ajak bincang-bincang sejenak. Apa tantangan yang dihadapi, mengingat ini debut film mereka?
“Orly itu aku banget. Mamaku juga kecanduan sosmed, lho! Bedanya, dia nggak pacaran sama brondong,” tutur Alexandra Kosasie, cewek Bali yang kini studi sejarah Eropa di sebuah universitas di London.
“Peran Zeke sangat menantang. Aku awalnya tak lancar bahasa Indonesia. Tapi latihan terus, jadi bahasaku nggak aneh lagi,” ungkap Bryan Warow, yang habiskan masa kecil di Eropa. Awalnya ia merasa biasa saja setelah lolos audisi. Tapi sang mama, yang ikutan baca skenarionya dan bilang, “Ini bagus sekali! Kamu harus bisa, jangan bikin malu Mama!” membuatnya tertantang dan bersemangat.
Sebelumnya sudah jadi model, bagi Lutesha, peran Suki menarik karena sebagian karakternya ada padanya, tapi di sisi lain sangat berbeda. “Aku juga suka musik; tapi Suki mengalami frustrasi dan depresi berat, itu tantangannya. Aku harus tampil total,” kata cewek Bali ini. Sementara peran Konji bagi Arya Vasco dinilainya asik banget justrus karena ia tak senaif tokoh yang diperaninya. “Kesan lugu harus muncul tanpa kelihatan dibuat-buat,” ungkapnya.
Hanya itu? Tentu tidak! Sebagai film debut bagi empat remaja ini, mereka mengalami suka duka 32 hari pengambilan gambar. Di minggu pertama, Vasco dan Alexandra terserang masuk angin berat. Bryan harus kedinginan karena diguyur air berkali-kali demi adegan ciamik di kelab malam. Badan Lutesha mengalami pegal-linu demi sejumlah adegan yang harus dimainkannya sebagai gitaris.
Diproduseri Adi Sumarjono, My Generation secara eksklusif ditayangkan streaming di CATCHPLAY. So, don’t miss it!